Berikut
ini adalah informasi menarik dari 7 suku kanibal paling berbahaya di dunia yang
hingga kini masih terdengar keberadaanya.
1. Suku Karibia
Nama suku inilah yang menjadi sebutan untuk orang yang memakan orang lain. Suku ini diketahui merupakan suku pertama di dunia yang melakukan praktek kanibalisme. Oleh para pelaut biasa disebut “The Carib people of the Lesser Antilles”. Nama ini diberikan oleh colombus dalam catatannya dengan menyebut nama “caniba” (yang merupakan kata lain dari kariba yang artinya “orang yang memakan orang”). Para suku karibia ini biasanya melakukan kanibalisme kepada musuhnya,namun semenjak masuknya agama kristen kesana,perlahan lahan budaya itu mulai hilang.
1. Suku Karibia
Nama suku inilah yang menjadi sebutan untuk orang yang memakan orang lain. Suku ini diketahui merupakan suku pertama di dunia yang melakukan praktek kanibalisme. Oleh para pelaut biasa disebut “The Carib people of the Lesser Antilles”. Nama ini diberikan oleh colombus dalam catatannya dengan menyebut nama “caniba” (yang merupakan kata lain dari kariba yang artinya “orang yang memakan orang”). Para suku karibia ini biasanya melakukan kanibalisme kepada musuhnya,namun semenjak masuknya agama kristen kesana,perlahan lahan budaya itu mulai hilang.
2. Suku Aztec
Bangsa Aztec menyembah dewa. Mereka menyembah banyak dewa, dewa yang paling agung menurut bangsa Aztek adalah Dewa Matahari yaitu Huitzilochti. Mereka mempercayai bahwa matahari adalah sumber kehidupan dan harus terus dipelihara agar terus beredar pada orbitnya dan berputar terbit dan tenggelam untuk itu diperlukan pelumas yang murni yaitu darah manusia.
Mereka meyakini bahwa pengorbanan
manusia merupakan tugas suci dan wajib dilakukan agar dewa matahari tetap
memberikan kemakmuran bagi manusia selain itu orang-orang suku aztek percaya
bahwa mereka berhutang darah kepada para dewa dan mereka ingin menghindari
bencana dengan membayar hutang tanpa akhir. Upacara pengorbanan dilakukan
diatas altar dipuncak piramid dengan cara mengambil jantung korban untuk pendeta.
Upacara pengorbanan manusia juga dilakukan secara masal dengan cara membunuh
banyak orang.
Suku Aztec memiliki 18 bulan dalam
satu siklus, dan untuk masing-masing 18 bulan ada ritual pengorbanan. Korban
yang hendak di korbankan akan dicat tubuhnya sebagai bagian dari ritual, mereka
akan ditempatkan pada altar di mana hati dan jantung mereka akan di ambil
kemudian tubuh mereka akan dilemparkan menuruni tangga piramid.
Ada tiga hipotesis yang dilakukan
oleh para Antropolog mengenai alasan pengorbanan manusia disamping alasan untuk
pengorbanan dewa, yaitu :
1. Pengorbanan dilakukan untuk
mengurangi jumlah penduduk, terutama sejak jumlah tawanan perang meningkat
dengan pesat dibandingkan dengan jumlah kelahiran.
2. Untuk memberikan kepada rakyat
mayat-mayat yang dikorbankan sebagai sumber protein dan vitamin. Hipotesis ini
snagat lemah, karena bangsa Aztec menghasilkan jagung, kacang, serta memlihara
anjing, ayam dan kalkun.
3. Pendapat yang lebih rasional
adalah untuk menakut-nakuti para pembangkang dan pemberontak, agar mereka tidak
melakukan perlawanan terhadap penguasa raja. Para tawanan perang banyak
dijadikan korban dan jumlah besar untuk dewa matahari, orang-orang yang
bersalah juga yang bersalah juga jadi sasaran untuk jadi korban seperti jenderal
yang salah dalam memimpin perang, para koruptor, hakim yang keliru membuat
keputusan, serta pejabat negara yang berbuat salah, termasuk orang yang
memasuki daerah terlarang istana raja.
Dalam buku Negara dan Bangsa
(1990:208), disebutkan bahwa Huzlopochtli adalah dewa yang demikian rakus
sehingga pada upacara istimewa ribuan manusia dikorbankan sebagai sesaji
untuknya dalam waktu satu hari saja. Pada masa Raja Monte Zuma II pernah
mengorbankan 5100 orang korban dalam satu upacara peringatan tahtanya dan pada
saat Raja Auitzotl yang berkuasa pada abad ke-15, paling tidak 20.000 jiwa
manusia dijadikan korban dalam upacara. Calon korban digiring ke puncak piramid
tempat pendeta saling berebut bagian mereka masing-masing dan memotong jantung
si korban dengan pisau batu gelas, lalu memprsembahkannya hangat-hangat dan
masih berlumur darah ke batu altar sang dewa. Untuk sesaji yang sedemikian
massalnya itu, bangsa Aztec tidak dapat mengandalkan sukarelawan dan oleh sebab
itu mereka sering mengirim rombongan pejuang ke wilayah sekutunya untuk
menangkapi calon-calon korban.
Pada masa awal penaklukan benua amerika, banyak sejarawan bercerita bahwa suku-suku Indian di Amerika melakukan praktek kanibalisme. Walaupun sekarang masih jadi perdebatan namun banyak yang mengaku memiliki bukti praktek kanibalesme oleh suku-suku Indian. Contohnya suku indian karankawa di texas, pada tahun 1768 seorang pendeta yang berasal dari spanyol menyaksikan dan merekam ritual yang dilakukan karankawa kepada musuhnya yang disandera. Mereka mengelilingi korban tersebut dan secara bergantian memotong kulit/daging korbannya lalu memakan nya di depan mata korbannya.
4. Suku-suku di Afrika
Penduduk di benua ini masih melakukan praktek kanibalisme sampai saat ini. Walaupun secara kasat mata tidak pernah terlihat, banyak saksi mata melaporkan adanya aktivitas perdagangan organ tubuh manusia disana. Disertai bukti banyak warga pendatang yang hilang saat berlibur/melintas disana. Biasanya penculikan dilakukan oleh orang-orang kriminal. Disebutkan juga, pada saat perang Kongo ke 2 dan perang sipil di Liberia dan Sierra Leone sering terjadi aksi kanibalisme disana.
5. Suku Fiji
Budaya kanibalisme juga diketahui telah menyebar di kawasan Polinesia dan Melanesia. Sebagai contoh, Fiji dikenal sebagi pulau para kanibalisme. Seorang kepala suku fiji mengakui telah memakan 875 orang dan sangat membanggakannya.
Budaya kanibalisme juga diketahui telah menyebar di kawasan Polinesia dan Melanesia. Sebagai contoh, Fiji dikenal sebagi pulau para kanibalisme. Seorang kepala suku fiji mengakui telah memakan 875 orang dan sangat membanggakannya.
6. Suku Korowai
Suku korowai di Papua, Indonesia diketahui sebagai suku yang masih tersisa di dunia dan melakukan kanibalisme hingga saat ini. Mereka biasanya memakan anggota sukunya yang dicurigai sebagai penyihir. Biasanya mereka memakan otaknya selagi masih dalam keadaan hangat. Kediaman mereka biasanya berada diatas pohon yang tinggi berguna untuk melindungi dari musuh-musuhya.
Suku korowai di Papua, Indonesia diketahui sebagai suku yang masih tersisa di dunia dan melakukan kanibalisme hingga saat ini. Mereka biasanya memakan anggota sukunya yang dicurigai sebagai penyihir. Biasanya mereka memakan otaknya selagi masih dalam keadaan hangat. Kediaman mereka biasanya berada diatas pohon yang tinggi berguna untuk melindungi dari musuh-musuhya.
0 Response to "6 suku pemangsa sesama manusia ( KANIBALISME )"
Post a Comment